Tuesday, January 28, 2020

Mengulik Sedikit Mengenai Ganja

Membongkar Mitos, Mereka Ingin Ganja Dilegalkan di Indonesia
[Suara.com/Emi Rohimah]

Cannabis sativa syn atau lebih dikenal dekat dengan sebutan Ganja atau Mariyuana merupakan salah satu tanaman yang masuk dalam kategori psikotropika yang dikarenakan zat tetrahidrokanabinol dan kanabidiol dalam daunnya. Mariyuana berasal dari bahasa Portugis, yaitu Mariguango yang berarti barang yang memabukkan. Kandungan dalam Ganja bila disampai masuk kedalam tubuh seseorang, orang tersebut akan mengalami euforia atau emosi yang berlebihan tanpa sebab. Karena efek ini, Ganja menjadi barang terlarang di berbagai negara karena dianggap sebagai tanaman pemicu zat berbahaya sehingga termasuk salah satu dalam daftar narkotika.

Penggunaan ganja biasanya dibuat menjadi rokok untuk dihisap supaya efek dari zatnya dapat bereaksi. Biasanya pengguna ganja untuk pertama kali yang dirasakan adalah efek pusing yang berat, berputar-putar, keringat dingin dan adanya dengungan suara yang berulang-ulang. Untuk pemakai yang sudah beberapa kali menggunakan biasanya akan ada efek kemungkinan halusinasi, parno dan tertawa yang terkadang tidak bisa dikontrol. Dan untuk pemakai yang sudah sering untuk bisa memicu zat berbahaya ini dapat berefek pada seseorang, dia harus menyesuaikan dosis agar bisa mendapat efek tersebut.

Secara kesejarahan, Ganja pertama kali ditemukan di China pada tahun 2737 SM. Masyarakat China pada zaman batu menggunakan ganja untuk terapi penyembuhan pada penyakit rematik, sakit perut, beri-beri, hingga malaria. Juga digunakan untuk minyak lampu dan bahkan untuk upacara keagamaan. Minyak yang terbuat dari ganja ini disebut Hashis. 


Meski secara hukum Ganja merupakan barang terlarang, Ganja sering kali muncul dalam budaya "pop culture" sebagai perlawanan terhadap kapitalisme. Hal ini bisa terlihat pada tahun 1950 - 1970 dimana ganja dijadikan simbol budaya kaum Hippies di Amerika hingga pada awal dekade 90an saat musisi Reggae terkenal yaitu Bob Marley begitu identik dengan tanaman ini.

Berikut adalah daftar negara yang melegalkan penggunaan Ganja.
BNN Sita 250 Kg Ganja dari Aceh, Disamarkan dengan Bau KopiFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian
Saat ini di Indonesia terdapat sebuah komunitas yang bernama LGN atau Lingkar Ganja Nusantara yang merupakan gerakan untuk mendorong legalisasi Ganja di Tanah Air. Mereka ingin membongkar mitos dampak negatif Ganja, yang bahkan oleh pemerintah dituangkan dalam Undang-Undang Narkotika tahun 2009. Bersama Yayasan Sativa Nusantara (YSN), mereka melakuka riset-riset ilmiah, mulai liberatur hingga kajian lapangan tentang Ganja.

Selain itu, menurut LGN Ganja memiliki beberapa manfaat baik yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

[Suara.com/Emi Rohimah]


[Suara.com/Emi Rohimah]


Thursday, January 23, 2020

Tentang Impian

Halo, apa kabar kamu yang masih memperjuangkan mimpimu dan untuk kamu yang pernah bermimpi namun mulai kamu tinggalkan?
Tidak seperti halnya dengan mudah untuk memperjuangkan setiap keadaan dalam kehidupan kita. Masa-masa yang membuat kita naik dan turun dalam proses kehidupan.
Ingatkah kamu bagaimana kamu pernah bercita-cita dan berangan-angan saat kamu masih kecil? Adakah impian itu masih tetap ada dan ingin kamu raih atau sudah mulai perlahan kamu tinggalkan. Atau bahkan sudah kamu kubur dan tidak kamu ingat lagi?
Sebagian orang memilih untuk mewujudkannya dan sebagian orang memilih untuk melupakannya.
Kita kadang lupa bagaimana dahulu kita menggebu-gebu untuk meraih segala impian dan cita-cita yang pernah kita tulis dilembaran kertas ketika seorang guru menyuruh kita untuk mnceritakan keinginan kita. Mungkin memang dengan seiring berjalannya waktu semua dapat berubah. keinginan kita saat kecil dan ketika kita mulai beranjak remaja dan dewasa bisa saja berubah. Kamu yang dulu mungkin pernah memimpikan untuk menjadi seorang dokter, ketika memasuki bangku SMP atau SMA bisa saja merubah segala keinginan itu. Bisa saja kamu ingin menjadi seorang sutradara, seorang penulis, seorang yang terkenal karena kesenian, menteri, pejabat negara, guru atau orang yang dapat berguna dalam hal sosial.
Dan kini mulai dengan bergantinya hari dan tahun, pasti ada saat dimana kamu mulai jenuh untuk tetap dan masih fokus pada impianmu. Entah pengaruh keadaan, pengaruh keluarga, pengaruh ekonomi, pengaruh lingkungan atau pertemananmu. Ada yang beberapa mematahkan keinginanmu dan mencoba menghancurkan semua harapanmu sehingga kamu mulai mengurungkan niat untuk tidak lagi mencobanya meski gagal berkali-kali.
Aku melihat sekelilingku bahkan mungkin saat ini, hal itu adalah yang sedang ku alami. Banyak dari mereka yang mulai meletakkan semua yang diimpikan dan diinginkan dalam waktu lama. Ada yang mulai beralih dan lebih memilih jalan lain dan hanya menjadikannya cerita bahwa dia pernah memimpikannya untuk menjadi seorang ini dan itu. 
Seseorang pernah bercerita kepadaku. Tingkat kesuksesan dan tercapainya cita-cita bukan dinilai dari usia. Tapi semua dinilai dari apakah yang kamu inginkan sudah terwujud. Target kita bisa berubah dan tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi apakah kita masih mengusahakannya dengan baik.
Sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama aku sudah memiliki sebuah keinginan dan tekad untuk diam disuatu tempat dan memberikan banyak pengalaman dan pelajaran yang kupunya untuk mereka yang membutuhkan. Saat duduk di Sekolah Menengah Kejuruan, aku mulai sedikit menggeser keinginan itu dengan mempelajari hal lain. Yang kupikir aku tetap ingin melibatkan mereka yang belum tau untuk membuat sesuatu yang baik bagi lingkungannya. Dan sejak lulus hingga saat ini, aku masih berusaha mengusahakannya meski kadang kupikir, sudahlah untuk apalagi melakukan semuanya. Target yang sudah kubuatpun sudah terlampaui. Namun beberapa orang masih mengingat dan terus mencoba untuk mendorongku untuk masih tetap berkeinginan untuk melakukannya. Walaupun ada juga dari mereka yang mencoba menahanku dengan segala keadaan. Untuk waktu ini, aku hanya terus berharap kepada Tuhan, untuk segala restu-Nya dan alam semesta serta mencoba untuk mengusahakannya lagi meski mungkin aku masih tetap perlu belajar merangkak lagi untuk dapat berjalan dan berlari.
Jangan buang semua yang pernah kamu inginkan. Semua bukan tentang usia atau tekanan lingkungan. Tapi semua tentang kamu. seberapa kuat keinginan dan harapanmu untuk masih tetap mewujudkannya.


Nama : Sandra Veronica
Prodi : Ilmu Komunikasi ( Humas )
Dosen Pengampu : Serepina Tiur Maida, S. Sos., M. Pd